Mau Terhindar dari Hipetensi, Batasi Garam 1 Sendok Teh per Hari

Sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia untuk menyantap makan makanan yang bercita rasa gurih, asin dan pedas. Jika ada rumah makanan yang tak bercitara rasa ketiganya, bakalan tidak masuk rekomendasi sebagai restoran favorit keluarga. Akibatnya, restoran berlomba-lomba memenuhi selera masyarakat. Padahal kalau mau terhindar dari gangguan hipertensi, batasi konsumsi garam hanya 6 gram atau 1 sendok teh per hari.

"Sudah makan-makanan yang berasa gurih dan asin, cemilannya pun yang asin-asin. Tanpa sadar, konsumsi harian garam kita jadi berlebihan hampir dua kali lipat dari konsumsi yang seharusnya 6 gram per hari," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof Tjandra Yoga Aditama dalam seminar "Hipertensi dan Deteksi Dini" menyambut peringatan Hari Hipertensi Dunia, di Jakarta.

Menurut Tjandra, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, hampir seperempat penduduk Indonesia atau 24,5 persen berusia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih. Sementara, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7 persen dari populasi pada usia 18 tahun ke atas.

"Dari jumlah itu, 60 persen penderita hipertensi berakhir dengan penyakit stroke. Sedang sisanya mengalami gangguan jantung, gagal ginjal dan kebutaan," ucap Prof Tjandra.

Dijelaskan, hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yakni melebihi 140/90 mmHg. Data Riskesdas 2007 menyebut hipertensi sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis. "Jumlahnya mencapai 6,8 persen dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia," ucapnya.

Karena itu, Prof Tjandra mengingatkan, hipertensi perlu diwaspadai karena merupakan bahaya diam-diam. Tak ada gejala atau tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita hipertensi. Selain itu, lanjut dia, banyak orang merasa sehat dan energik walaupun memiliki hipertensi. ''Berdasarkan data Riskesdas 2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis," katanya.

Hal senada dikemukakan Prof Dr Jose Roesma SpPD KGH, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tentang bahaya garam bagi kesehatan pembuluh darah. Garam, khususnya ion natrium, yang masuk ke tubuh akan langsung diserap ke dalam pembuluh darah, sehingga konsentrasi ion natrium dalam darah akan meningkat. Ion natrium itu mempunyai sifat retensi air (menahan air), sehingga menyebabkan volume darah menjadi naik dan hal itu secara otomatis menyebabkan tekanan darah menjadi naik.

"Anda bisa bayangkan, pembuluh darah itu seperti balon yang terus diisi dengan angin, maka tekanan dalam balon akan makin besar dan akhirnya balon tersebut pecah," tuturnya.

Menurut Prof Jose, konsumsi garam menjadi sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain). Apalagi jika indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk menerima makanan yang agak tawar.

Sumber natrium yang juga perlu diwaspadai adalah yang berasal dari penyedap masakan (MSG). Budaya penggunaan MSG sudah sampai pada taraf yang sangat mengkhawatirkan. Hampir semua ibu rumah tangga, penjual makanan, dan penyedia jasa katering selalu menggunakannya.

"Penggunaan MSG di Indonesia sudah begitu bebasnya, sehingga penjual bakso, bubur ayam, soto, dan lain-lain, dengan seenaknya menambahkannya ke dalam mangkuk tanpa takaran yang jelas," ujarnya.

Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup. Selain juga penting mengendalikan stres yang bisa memicu kenaikan tekanan darah.

"Kegemukan atau obesitas juga meningkatkan risiko terkena serangan hipertensi. Karena itu, jaga berat badan seimbang. Sebaiknya disertai berolahraga secara rutin dan menjaga asupan makanan bergizi seimbang," ujarnya menambahkan.

Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, perdarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

"Deteksi dini bagi mereka yang belum teridentifikasi dan kepatuhan minum obat bagi yang sudah terkena hipertensi adalah kunci pengendalian hipertensi," ucap dr Suhardjono menandaskan.

0 komentar:

Posting Komentar