IMPOTENSI

Hubungan seksual penting dalam pernikahan. Banyak orang berpendapat, dengan melakukan hubungan seksual, maka akan terbentuk hubungan emosional yang lebih erat di antara pasangan, sehingga sering dikaitkan dengan keharmonisan sebuah keluarga. Impoten atau disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan seorang pria untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Jenis-jenis impotensi : 1. Impotensi primer Terjadi jika keluhan impotensi sudah ada sejak awal saat seseorang melakukan hubungan seksual (pada pengalaman pertama). 2. Impotensi sekunder Terjadi jika keluhan impotensi timbul pada seseorang yang sebelumnya tidak mengalami keluhan impotensi. 3. Impotensi absolute Terjadi jika keluhan impotensi terjadi secara terus menerus, tanpa memandang waktu, tempat, dan pasangannya. 4. Impotensi selektif Terjadi jika keluhan impotensi timbul pada wanita tertentu. Baik pada istri ataupun wanita lain. Terjadinya impotensi dapat terjadi karena : 1. Gangguan fisikologis Gangguan fisikologis yang sering kali terjadi antara lain seperti gangguan syaraf, gangguan hormonal, trauma, pemakaian obat-obat tertentu (narkoba, seperti ganja dan opium), merokok, efek samping dari pengobatan (depresi, tekanan darah tinggi), penyempitan pembuluh darah, trauma karena operasi (menyebabkan sirkulasi darah ke buah zakar terjadi dengan buruk), rusaknya sumsum tulang belakang (trauma medulla spinalis), pembengkakan prostat, rusaknya syaraf akibat penyakit kelamin, dan pembengkakan syaraf-syaraf yang terjadi karena difteria. Pada kasus umum, impotensi yang dipicu masalah fisik sering mengakibatkan terganggunya atau merusak aliran darah. Pada kenyataannya hampir sebagian besar kaum pria pernah gagal mengalami ereksi dalam hidup, walau hanya sesaat yang biasanya sering terjadi jika mereka sedang kelelahan, stres, atau mengkonsumsi alkohol. 2. Gangguan psikologis Gangguan psikologis seperti perasaan stres, terburu-buru, ketakutan, cemas terhadap sesuatu, rasa bersalah, depresi, maupun obat anti depresan yang sedang dikonsumsi. Jika seorang pria masih dapat ereksi setiap pagi, dan melakukan masturbasi sampai klimaks, berarti impotent yang mereka alami hanya karena masalah psikologis. 3. Gabungan antara gangguan fisikologis dan psikologis Banyak pria mengalami impotensi karena gabungan antara masalah fisik dan psikologis. Rasa stres dan tertekan membuat keadaan tersebut semakin bertambah buruk. Apalagi didukung dengan kebiasaan para pria yang sering menyimpan dan merasa malu untuk menceritakan masalah yang tengah mereka alami dengan orang lain. 4. Kelebihan dan kekurangan zat atau fungsi suatu organ 5. Tersumbatnya darah dari dan menuju buah zakar 6. Penyakit lain TBC, malaria, dan kencing manis (diabetes mellitus) dapat mempengaruhi terjadinya impotensi. 7. Pendidikan dan pengertian sex yang negatif Berpendapat bahwa sex merupakan perbuatan kotor dan berdosa. 8. Faktor-faktor lain Jika seseorang hanya dapat ereksi jika berhubungan dengan wanita yang memiliki kedudukan dalam bidang sosial dan ekonomi. Atau seseorang yang memiliki konstruksi tubuh kurang kuat.
Walaupun laki-laki mengalami impotensi, asalkan testis tetap berfungsi dengan sempurna, tubuh memiliki cara tersendiri untuk mengeluarkannya, seperti dalam mimpi basah. Ereksi terjadi melalui rangkaian fisiologis dan biokimiawi yang kompleks, melibatkan hormon dan syaraf. Ereksi biasanya dimulai dari rangsangan eksotik, yang menyebabkan melepasnya zat di daerah dinding pembuluh darah penis. Zat tersebut akan merangsang enzim guanilat siklase sehingga meningkatkan kadar siklik guanisin monofosfat (cGMP). Mekanisme ereksi terdiri dari beberapa fase, yaitu : 1. Fase permulaan dalam keadaan masih lemas (flasid) 2. Fase pengisian darah 3. Fase pembesaran (tumesensi) 4. Fase tegak (ereksi) 5. Fase tegak dan keras (rigrit) 6. Fase pelemasan kembali (detumensensi) Ketidaksempurnaan metabolisme tubuh memberi peluang terjadinya komplikasi, seperti gangguan pada pembuluh darah (vaskulopati), gangguan syaraf (neuropati), dan gangguan sel otak (miopati). Pengobatan yang dapat dilakukan meliputi : 1. Perubahan akan gaya hidup 2. Perubahan akan penggunaan obat-obatan 3. Perangkat Vacuum Pump 4. Terapi obat (suntikan, intra-urethral pellets, dan tablet) 5. Pengobatan alami (ginkgo biloba, gingseng) 6. Berkomunikasi dengan pasangan

0 komentar:

Posting Komentar